
detikcyber.com, KAJEN – Bupati Pekalongan KH. Asip Kholbihi, SH.,M.Si secara resmi melaunching Laboratotium Kemiskinan Kabupaten Pekalongan dalam acara Bazar Corporate Social Responsibility (CSR), di Desa Botosari Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan, Rabu (12/12/2018).

Bupati dalam sambutan mengungkapkan bahwa acara tersebut adalah wujud dari forum CSR Kabupaten Pekalongan yang eksis dan membantu program-program pemerintah, salah satunya adalah Laboratorium Kemiskinan yang baru saja di launching.
“Laboratorium Kemiskinan adalah model penanganan kemiskinan dengan menggunakan metode campuran, yaitu antara antara pemerintah, perbankan, pengusaha, swasta, perguruan tinggi dan masyarakat, pemerintah menjadi inisiator dan fasilitator,” ungkapnya.

Bupati berharap dengan program Laboratorium Penanganan Kesmiskinan akan bisa menciptakan akselerasi penurunan angka kemiskinan secara signifikan di Kabupaten Pekalongan. “Berdasarkan data awal tahun
2018 angka kemiskinan di Kabupaten Pekalongan sebanyak 12,61 persen, sedangkan sebelumnya 12,98 persen. Dengan model Laboratorium ini nanti akan ditemukan cara penanggulangan kemiskinan berdasarkan tipikal daerah. Ada tiga kriteria yakni daerah miskin kota, miskin pantai dan miskin pegunungan, dan Desa Botosari ini adalah contoh model kemiskinan pegunungan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Forum CSR Kabupaten Pekalongan, Sulton Syarif menjelaskan bahwa sesuai arahan Bupati bagaimana Forum CSR ikut bersama-sama membangun Kabupaten Pekalongan yang mana tidak semua program bisa dicover oleh APBD.
“Kebersamaan ini adalah hal yang utama. Ke depan kita akan koordinasi dengan Bapedda atau Litbang mana-mana yang bisa cover oleh forum CSR. Kita juga berterimakasih untuk kepercayaannya,”katanya.
Disebutkan, tiga desa yang menjadi sample atau contoh Laboratorium Kemiskinan tanpa meninggalkan desa yang lain yaitu kemiskinan pegunungan yaitu Desa Botosari Kecamatan Paninggaran, kemiskinan kota di Desa Kertijayan Kecamatan Buaran, dan kemiskinan pantai di Desa Mulyorejo Kecamatan Tirto dengan melibatkan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

“Ini nanti bisa menjadi role model daerah-daerah lain, dengan tolok ukurnya yaitu penurunan angka kemiskinan yang signifikan, bahwa kemiskinan selalu berkaitan erat dengan pendapatan dan beban pengeluaran,” tandasnya.
Sehingga, kata Bupati, ada tiga hal yang harus dilakukan, pertama meningkatkan basis ekonomi bagi masyarakat sehingga ada pemasukan, kedua sosialnya termasuk pendidikan, sehingga masyarakat memiliki daya beli atau pendapatan termasuk ketrampilan.
Dalam kegiatan tersebut, Forum CSR menyerahkan berbagai bantuan kepada masyarakat baik Desa Botosari maupun desa-desa di Kabupaten Pekalongan. Antara lain PD BPR BKK menyerahkan bantuan Rp 80 juta untuk pembuatan jamban keluarga kepada Desa Pakumbulan Kecamatan Buaran dan Desa Botosari Kecamatan Paninggaran; PT. Telkom Indonesia Tbk. memberikan bantuan program kemitraan (dana bergulir) kepada 2 warga sebesar Rp 125 juta; Bank BNI 46 menyerahkan bantuan pembangunan masjid Jami Al Hikmah Desa Randusari Kecamatan Doro sebesar Rp 100 juta dan bantuan ruang kelas baru TPQ Nuruth Tholibin Yayasan Pendidikan Islam An-Nur Desa Ketitang Kidul Kecamatan Bojong sebesar Rp 100 juta.
Selanjutnya, Bank Jateng Cabang Kajen memberikan bantuan sosial yatim piatu dan jompo Desa Botosari Kecamatan Paninggaran sebesar Rp 10 juta; Bank Mandiri Syariah berupa bantuan pemberian makanan tambahan (PMT) balita sebesar Rp 20 juta; Perum Perhutani berupa bantuan bina lingkungan bantuan sosial kemasyarakatan untuk penyediaan sarana MCK untuk Desa Botosari Kecamatan Paninggaran.
Kemudian, gabungan Forum CSR Rp 66 juta untuk pembangunan jambanisasi Desa Botosari Kecamatan Paninggaran dan Rp 76 juta untuk pembangunan Broncapturing Desa Botosari Kecamatan Paninggaran.( LES – 25 )