detikcyber.com, BLITAR – Masyarakat di pesisir selatan Jawa, khususnya Blitar selatan juga mengenal Tradisi Larung Sesaji di kalangan warga pesisir Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar.
Tradisi ritual budaya yang terus dilestarikan ini diyakini sebagai upaya mensyukuri nikmat tuhan berupa kekayaan alam dan keragaman binatang lau juga merupakan rasa wujud syukur masyarakat kepada alam dan penciptanya, karena telah memberikan banyak manfaat. Prosesi ini diselenggarakan dengan harapan hasil laut pada tahun mendatang bisa lebih meningkat.
Acara ritual Sedekah Laut ini digelar di Pantai Serang Kabupaten Blitar pada Kamis (13/9/2018). Acara serupa biasanya diadakan setiap 1 Suro (penanggalan Jawa) atau 1 Muharam kalender Islam. Prosesi Larung Sesaji diiringi gamelan dan tembang Jawa. Sesaji yang terdiri dari tiga gunungan masing-masing gunungan lanang (laki-laki), gunungan wadon (perempuan) serta gunungan hasil bumi berisi buah dan sayur dilarungkan ke tengah laut.
Ribuan warga ikut menyaksikan jalannya acara larung di Pantai Serang Blitar selatan, tak hanya datang dari sekitar Blitar melainkan dari berbagi daerah lain juga ikut menyaksikan. Dibawah teriknya matahari, mereka antusias melihat acara tersebut hingga selesai. Dengan ombak yang menggulung tinggi tak menyurutkan nyali masyarakat pantai Serang membawa ke tiga gunungan menuju tengah laut.
Menurut Kepala Desa setempat, acara Larung Sesaji ini merupakan agenda tetap tahunan, karena ritrual larung ini selain membawa berkah bagi nelayan setempat juga bisa mendongkrak sektor wisata di pesisir Blitar selatan, khusunya di Dusun Serang Kecamatan Panggungrejo,” ungkapnya.
Disamping itu, setiap tahunnya kami juga menggelar festival Serang dinataranya, lomba Layang-layang, membuat Patung Pasir dan barongan,”pungkasnya.
Sementara itu Bupati Drs Blitar Rijanto MM saat menyaksikan Larung Sesaji itu berharap tradisi ini terus dilestarikan. Selain sebagai rasa syukur kepada tuhan diharapkan dengan tradisi ini dapat mendongkrak potensi wisata Pantai Serang.
Selain itu, tradisi yang sudah dilakukan bertahun-tahun dan secara turun temurun ini, di jaman modern kita maknai hal ini sebagai sesuatu yang positif untuk bersyukur atas kuasa tuhan sekaligus mempromosikan wisata dan budaya Kabupaten Blitar,” ucapnya. (Okta)
