TINJAU PASAR DARURAT : Bupati Pekalongan H. Asip Kholbihi, SH., M.Si. didampingi Kabid Pasar Heri Panca Silardi ketika mengunjungi pasar Darurat Kedungwuni. ( foto: Leles)
detikcyber.com KAJEN– Bupati Pekalongan Asip Kholbihi ditemui saat memantau pengundian pengambilan nomor dari pasar induk ke pasar darurat di Kelurahan Kedungwuni Timur, Senin (2/7), menyatakan, rencananya Pasar Kedungwuni sudah dikosongkan pada tanggal 4 Juli. Menurutnya, selama proses pengundian nomor untuk pemindahan ke pasar darurat berjalan dengan lancar. “Saya lihat dan wawancarai mereka Alhamdulillah tidak ada masalah. Mereka menerima dengan senang hati, karena Pasar Kedungwuni ini usianya sudah 40 tahun. Nanti kita akan bangun menggunakan pola multiyears sampai dengan tahun 2020,” ujar Asip Kholbihi.
Dikatakan, jumlah pedagang yang akan pindah sekitar 1.600 lebih, ditambah dengan pedagang yang tidak punya surat izin tempat menjadi sekitar 1.900 pedagang, atau hampir 2 ribu pedagang. Menurutnya, konsumen yang bertransaksi di Pasar Kedungwuni bukan hanya masyarakat Pekalongan dan sekitarnya, namun juga dari luar negeri seperti dari Malaysia. Yang berdagang di Pasar Kedungwuni, lanjut dia, tidak hanya orang Pekalongan dan sekitarnya, bahkan orang Kalimantan pun punya surat izin tempat karena ia sudah lama berjualan di Pasar Kedungwuni. “Seperti tadi orang dari Batang sudah berjualan sekitar 25 tahun,” katanya.
Menurutnya, Pasar Kedungwuni ini potensinya besar. Untuk itu, pemerintah akan konsen mengamati proses perpindahan, memastikan agar fungsi pasar darurat betul-betul fungsional, tidak ada kendala, dan pada sisi lain pemerintah akan memantau terus progres pembangunan di pasar utama. “Sesuai dengan jadwal Insya Allah semuanya akan berjalan dengan baik. Ini sudah pengumuman pemenang lelang tinggal menunggu masa sanggah, jika tidak ada sanggahan mungkin Hari Jumat, Hari Senin sudah bisa kita mulai,” ungkapnya.
Pemerintah daerah, lanjut dia, juga membuka keran komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk LSM, terkait kebijakan pembangunan Pasar Kedungwuni tersebut. “Monggo kalau ada bias kebijakan terkait dengan pembangunan Pasar Kedungwuni silahkan bisa langsung dengan kepala dinas atau langsung ke Bupati juga saya buka pintu, seperti tadi malam juga ada beberapa keluhan yang bisa kita segera selesaikan. Intinya pembangunan pasar yang biasanya membawa ekses, khusus Pasar Kedungwuni ini kita minimalisasi eksesnya sehingga sampai hari ini Alhamdulillah keadaannya kondusif. Masyarakat antusias untuk berpindah, karena mereka mendukung program pemerintah ini mengingat situasi dan kondisinya memang Pasar Kedungwuni harus dibangun,” ujarnya.
Bupati juga meminta kepada masyarakat agar menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan di pasar darurat, karena walaupun statusnya adalah pasar darurat tetapi secara fungsional Pasar Kedungwuni ini masih menjadi tempat transaksi terbesar di Kabupaten Pekalongan. Sehingga harus ditata sedemikian rupa. “Semuanya sudah terjadwal dengan baik dan akan dipastikan ontime. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar dan sekali lagi yang paling penting adalah keran komunikasi kepada para stakeholder dari pedagang agar tidak terjadi distorsi kebijakan, sehingga mereka bisa menerima dengan lapang, dengan senang perpindahan Pasar Kedungwuni dan mendukung program pemerintah. Sampai sejauh ini Alhamdulilah dukungan total dari para pedagang dan warga sekitar, saya kira ini menjadi modal sosial yang luar biasa untuk menunjang program pemerintah,” tandasnya.
Ditambahkan, pasar baru nanti akan dibuat beberapa blok, ada blok A, B, C sampai blok H. Pada tahun ini yang akan dibangun dulu blok B dan C. Menurutnya, sebelumnya sudah ada dua blok yang sudah selesai, karena ini bersifat multiyears maka sisanya akan diselesaikan pada tahun berikutnya. Lahan parkir, kata Bupati, juga akan dibangun. “Nanti kita gunakan sistem zonasi, mana pedagang basah, kering, dan industri konveksi karena Kedungwuni ini adalah sentra produk konveksi batik, jins, koko, daster, sehingga Pasar Kedungwuni menjadi tujuan dari para pelaku grosir, baik dari Tanah Abang, Klewer Solo, Kalimantan, Medan, dan Tegal Gubuk. Hampir semua pasar besar bersinergi dengan Pasar Kedungwuni, karena ini satu-satunya pasar yang paling dekat dengan proses produksi jadi ketika pasar dekat dengan produksi maka akan memotong rantai transportasi, sehingga harga bisa bersaing. Lha inilah strategisnya Pasar Kedungwuni,” imbuhnya.