detikcyber.com, Solo – Puluhan sepeda motor yang berknalpot brong terjaring razia yang digelar oleh Polsek Jebres dalam rangka “Operasi Knalpot Brong Malam Minggu”, di Jalan Ir. Juanda, Pucang Sawit, Jebres Solo, Sabtu (20/03/2021).
Kapolsek Jebres, Kompol Suharmono mengatakan razia kendaraan bermotor yang berknalpot brong ini, dikarenakan adanya laporan dari masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial.
“Razia kendaraan bermotor bertujuan untuk menciptakan Kota Solo yang bebas dari knalpot brong, maka pihaknya akan melaksanakan operasi knalpot brong secara terus menerus dan dilakukan serentak di Kota Solo,” ungkap Suharmono kepada detikcyber.com disela memimpin Operasi knalpot brong di Jalan Ir. Juanda, Pucang Sawit, Jebres, Sabtu (20/03/2021).
Dalam Operasi knalpot brong yang dimulai pukul. 21.30 WIB hingga pukul. 24.00 WIB, petugas berhasil mengamankan puluhan kendaraan roda dua yang menggunakan knalpot brong. Petugas melakukan pendataan, dan memberikan surat tilang bagi para pengendara motor yang menggunakan knalpot brong. Dan untuk semua kendaraan yang terjaring razia malam hari ini akan dibawa ke Mapolsek Jebres.
“Setelah pengendara membayar denda tilang, kendaraan boleh diambil di Mapolsek Jebres. Namun dengan catatan pengendara harus mengganti knalpot dengan standar bawaan dari pabrik. Dan untuk knalpot yang brong tetap akan sita oleh petugas, agar tidak digunakan kembali,” pungkas Suharmono.
Sementara itu di lokasi berbeda, Kanit Lantas Polsek, AKP Sri Hartanti menjelaskan berdasarkan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nomor. 22 Tahun 2009 Pasal 285 menyebutkan setiap orang yang mengemudikan motor di jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, rem, penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot dan kedalaman alur ban didenda paling banyak Rp. 250.000 atau kurungan selama 1 bulan.
“Kami menghimbau kepada masyarakat, terutama untuk para pemuda agar tidak menggunakan knalpot brong. Dikarenakan suaranya yang bising dapat mengganggu ketenangan masyarakat Kota Surakarta,” pungkas Sri Hartanti.
Wartawan : Dhiki Prasetyo
Editor : Redaksi
